PEMILU berkualitas tentu adalah
ideal yang diharapkan oleh publik. Baik itu di dataran perencanaan, proses dan
bahkan capaian, semua stakeholder
dipastikan menghendaki nilai (value)
yang optimal. Bukan sekadar isapan jempol—apalagi sekadar ‘lip service’ sebagaimana kerap menjadi ‘vonis’ umum yang hidup di
tengah hiruk-pikuk ruang publik kita.
Persoalannya, hal demikian tentu
saja bukan perkara instant. Terlebih,
bukan pula sesuatu yang eksis secara alamiah (by nature). ‘Intervensi’ tak pelak mesti dilakukan. Dalam berbagai
‘bentuk’, salah satunya adalah praksis yang dilakoni oleh para aktor yang
berkait-kelindan dalam dinamika PEMILU.
Pada konteks itu, fungsi
pengawasan (controlling) kontan
menjadi hal yang krusial. Sementara proses PEMILU berjalan dengan sistem yang
telah direncanakan, (fungsi) pengawasan diperlukan untuk menjamin segala
sesuatunya bergulir sesuai dengan tujuan (goal)
yang diinginkan.
Narasi itu-lah yang lantas membuka perbincangan Focus Group Discussion (FGD) PANWASLU Kabupaten Purwakarta (29/09). Digelar di sekretariat PANWASLU Kabupaten Purwakarta, hajat inisiatif komisioner PANWASLU Kabupaten Purwakarta tersebut terlihat meriah. Selain dihadiri oleh komisioner PANWASCAM se-kabupaten Purwakarta, tampak pula peserta lain dari lintas eksponen ; mahasiswa, Pemerintah Daerah dan aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
‘Sebelumnya saya minta maaf,
karena segala sesuatunya apa adanya. Harap dimaklum, karena murni inisiatif
sendiri. Tidak ada di RAB!’, seloroh Ketua PANWASLU Kabupaten Purwakarta di
sela-sela prolog-nya. ‘Namun begitu,
dengan inisiatif seperti ini, kami mencoba meyakinkan publik bahwa kami berusaha
semaksimal mungkin dalam mengawasi proses PEMILU Legislatif 2014. Ya, wujudnya
semisal lewat kegiatan ini. Membuka ruang publik untuk sama-sama memonitor’,
tegas Didin.
Ber-tema-kan ‘pengawasan partisipatif’, Ketua PANWASLU Kabupaten Purwakarta yang
juga merupakan Koordinator Divisi Hukum, HUMAS dan Hubungan Antar Lembaga,
menuturkan pentingnya pengawasan partisipatif publik. ‘Dengan segala
keterbatasan sumber daya kami, peran publik tidak bisa tidak adalah input yang
sangat luar biasa berharga. Lha,
PANWAS tidak bisa bekerja sendirian, dong.
Dengan bantuan partisipasi publik, kami pikir pemilu jujur dan adil bisa
diwujudkan’, jelas Didin.
Pesan serupa disampaikan oleh
Hedi Hidayat, S.Ag., S.Pd. Anggota PANWASLU Kabupaten Purwakarta yang mengambil
peran ekstra di desk Pengawasan PANWASLU Kabupaten Purwakarta itu pun turut
menyampaikan pandangannya. ‘Bapak, ibu dan adik-adik sekalian tidak perlu ragu
untuk menyampaikan laporan dugaan pelanggaran kepada pengawas PEMILU di semua
tingkatan. Harap diingat, sukses atau tidaknya penyelenggaraan PEMILU tidak
lantas menjadi hanya tanggung jawab penyelenggara PEMILU saja. Yang jauh lebih
penting lagi, justru adalah sinergi dari semua stake-holder. Entah parpol, Pemerintah maupun masyarakat itu
sendiri’, imbuhnya.
Feed back kritis mewanai keseruan diskusi. Ketua Komisi Independen
Pemantau PEMILU Daerah (KIPPDA) Purwakarta, Hikmat Ibnu Aril, menuturkan bahwa
mayoritas masyarakat masih cenderung takut untuk aktif dalam pengawasan PEMILU.
‘Contoh kasus misalnya ada gejala masyarakat yang takut menjadi saksi dugaan
pelanggaran PEMILU. Padahal, hal itu kan
penting untuk proses tindak-lanjut pelanggaran’, paparnya.
Perspektif lain dilontarkan oleh
para aktifis mahasiswa kabupaten Purwakarta. Beberapa issue menjadi sorotan, seperti [1] masih minimnya sosialisasi
pengawasan PEMILU kepada masyarakat dan [2] budaya politik transaksional yang
kian kronis di tengah dinamika politik bangsa dan negara Indonesia.
‘Kami sangat berterima-kasih atas segala masukan dari
semua komponen yang hadir hari ini. Kami kira inilah salah satu wujud konkrit pentingnya
kerjasama dan tanggung-gugat dengan para stake-holder
yang peduli masa depan demokrasi Indonesia. Kami siap untuk menampung setiap
masukan dan laporan dugaan pelanggaran dari masyarakat. Sekali lagi, PANWASLU
tidak bisa berdiri sendiri!’, tanggap Ketua PANWASLU Kabupaten Purwakarta.
(Diwz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan untuk memberikan komentar yang membangun dan bersifat memperbaiki. terima kasih